Tidak ada kata yang harus diucapkan lagi mulut ku terasa
terbungkam. Tak berdaya menerima kenyataan jika pertemuan begitu cepatnya berakhir. Keegoisan yang menghancurkan cinta
yang pernah dirajut sepasang kekasih. Rasa jenuh merasuki hati di salah satu pemilik
hati. Menjadikan suatu perpecahkan.
Hari ini aku sebisa mungkin tersenyum didepan mereka yang
memandangku yang terlihat tampak diwajahku yang
tidak bergairah.
“Putus?”Tanya reandra padaku.
“Ii..yaa..”jawabku dengan nada kusut sehabis orang yang jatuh
dari ketinggian menahankan dan merasakan sakitnya jatuh dari ketinggian, tapi
ini jauh lebih sakit ketika harus jatuh dari ketinggian.
“kamu yakin putus? Tiga tahun udah loh,padahal kalian tampak cocok. Kenapa bisa?reandra
bertanya seperti ingin mengintrogasi penjahat. Apa aku seperti penjahat?aku
bukan penjahat !gerutuku dalam hati.
Aku hanya tersenyum untuk mewakilkan jawabanku lalu pergi
meninggalkan reandra tanpa berbalik sedikitpun ketika ia memanggilku.
***
Hatiku hampa tanpa cinta. Aku sudah mematikan perasaanku
untuk yang lain Dan memilih cintanya. Tapi mengapa dia memilih pergi?dimana
cintanya yang dulu?masihkah kau mencintaiku?.aku ingin dia kembali padaku.
“Jam 11.00 wib kafe
dedago aku menunggumu disana “ kukirimkan pesan singkat dari ponselku.
Tidak ada balasan darinya. Akhirnya aku memutuskan tetap
menunggunya disana.
Tepat jam 11.00wib aku tiba di kafe dedago dan langsung
memesan minuman sembari menuggunya.
Dua jam menantikan seseorang yang tak kunjung datang. Ini
udah minuman yang kedua gelas. Haruskah ku pesan satu gelas untuk menunggunya?
Apa mungkin dia udah enggan bertemu denganku?apa mungkin dia sudah melupakan
semua kenangan??ketika hendak aku memesankan minuman yang ketiga kalinya ada
suara seorang pria dibelakangku.
“maaf telah membuatmu menunggu lama. “kata seorang pria yan
ada di belakangku.
Aku melirik kebelakang, ternyata oang yang kutunggu mau
datang juga kemari.aku pikir penantianku akan percuma.
“tidak, duduklah aku juga baru sampai.”bohongku dalam hati.
“Kita langsung aja ke topik pembicaraan. Sebenarnya apa yang
ingin kamu bertemu disini?”katanya seakan
ingin cepat mengakhiri pertemuan hari ini.
Mulutku ku terasa keluh tapi akhirnyakupaksakan untuk
berbicara.
“reza aku mau turuti kemauanmu. Tapi tolong jangan siksa aku
dengan perasaan seperti ini. Aku janji aku tidak akan egois za. Aku janji akan
berubah bukan seperti Vanessa yang dulu.” Akhirnya kata kata ini bisa
terucapkan dari mulutku.
“kamu yakin Vanessa? Aku tidak ingin diatur. Kamu yakin bisa
berubah?”jawab reza.
“iya za” kataku dengan nada yang lirih.
“baiklah aku mengerti. Aku mau kamu bisa memahamiku.”
****
Dua tahun berlalu. Kujalankan kehidupan ini dengan
kebohongan pahit. Kebahagian yang kukatakan pada mereka jauh dengan hal yang
terjadi. Hatiku sakit dan teramat sakit. Biarpun berada didekatnya kehampaan
yang hanya kurasakan malah semakin mendalam. Tidak terlihat lagi keseriusan di
wajahnya untukku. Kuatur pertemuanku
dengannya seperti dua tahun yang lalu.
Disini sama saja. Seperti hal yang lalu aku menunggunya.
Hanya saja yang berbeda sapaan yang berbeda terdengar.
“maaaf, kamu menungguku lama sayang.” Ucapnya.
“tidak, duduklah. Ada yang ingin ku bicarakan kepadamu ini
tidak akan lama.”kataku lalu mempersilakan dia duduk di depanku.
“apa yang mau kamu katakana Vanessa?” Tanya reza melihatku
tidak asbar menunggu dengan apa yang ingin aku katakan.
“maaf, jika aku harus mengatakan ini. Aku akan pergi ke
Jakarta untuk melanjutkanpendidikan S2 disana. Selama ini aku sudah
mempersiapkan semuanya. Maaf aku sudah sembunyikan ini darimu.”sambil merogoh
sesuatu yang ada didalam tasku dan mengeluarkannya dari dalam. Sebuah aplop
yang indah bertulisan namaku dan nama seorang pria yang akan mndampingi ku di
pelaminan. Aku langsung memberikan surat undangan itu kepadanya.
“Vanessa apa ini? Apa ini sebuah penghianatan yang kamu
perbuat? Setelah kebohongan yang kamu ciptakan selama bertahun? Katakana
Vanessa apa maksud semua ini?”tanyanya seolah tidak bisa menerima kenyataan apa
yang telah kuperbuat.
“aku berpikir selama
ini kau tak serius dengan cintaku. Sejak pertemuan dua tahun yang lalu
ditempat yang sama. Semua berubah. Perlahan perasaanku hampa meskipun aku
bersamamu.
Aku bungkam. Bungkamku meyayat hatiku. Aku bisu. Kebisuanku
membuatku tak berdaya. Aku tak lagi merasakan cintamu.perasaanku mengatakan Kamu menyia-yiakanku dua tahun ini.
Membiarkanku dengan perasaan seperti ini. Kamu katakan aku harus kuat. Sekuat
apa wanita mempertahankan kecemburuannya?ada batas untuk semua itu.aku
membatasinya. Aku bukan wanita yang tangguh dengan terpaan gelombang air laut.
Maafkan aku jika ku kalah dengan hatiku. Aku goyah dengan cintaku. Andai saja
jika memang benar arti cinta ada dihatimu untukku seharusnya kamu tidak
membiarkan itu semua berlanjut dari dahulu.
Aku minta maaf aku seperti ini. Selamat tinggal.”aku pergi meninggalkan
reza setelah aku mengatakan kebohongan yang kuperbuat tanpa menoleh kebelang
untuk melihatnya terakhir kalianya.
Maaf semua ini harus berakhir. Maafkan aku. Aku ingin kamu
melupakanku agar tidak sulit jika nanti waktunya datang.
***
Perkataan itu menyakitkan buat reza. Tapi tidak membuat reza
menjadi lemah. Dia harus terlihat fair menerima kenyaatan. kehidupan cinta
sudah ada yang mengaturnya. Dia pasrah. Meskipun harus melihat kekasihnya
menikah dengan yang lain. Hari ini reza akan menghadiri undagan pernikahan
Vanessa. Reza berpikir semoga kekasihnya
akan bahagia dengan pria pilihannya. Tapi setiba disana semua berbanding
terbalik. Tidak ada sedikitpun tanda-tanda pernikahan. Papan bunga tidak ada disepanjang jalan.
Bahkan tak ada janur kuning sebagai tanda adanya pernikahan. Dilihatnya lagi
undagan itu. Alamat lokasi pestanya benar. Lalu apa yang salah. Tapi kenapa ada
tenda dan bendera merah yang terlihat olehnya. Apa yang terjadi. Apa maksud
semua ini? Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan reza. Hanya satu cara yang
bisa menjawab semua pertanyaan tersebut. Mencari tahu kebenarannya.dilihatnya
ada seorang pria setengah tua duduk diteras rumahnya Vanessa.lalu ku beranikan
bertanya kepadanya.dan betapa terkejutnya aku mendengar jawaban dari pria
tersebut.
“permisi mas, saya boleh bertanya.. apa benar apa pesta
pernikahan disini mas?tapi kenapa sepi yam as?”Tanya reza sambil menunjukkan
undangan kepada pria tersebut.
“maaf mas disini tidak ada pernikahan, disini semua pada
berduka. Setelah kemarin anak bungsu dari ibu surmiah meninggal karna kanker
yang di derita selama 3 tahun. “jawab pria tua itu menjelaskan apa yang terjadi
disini.
“apa kanker mas?maksud mas 3 tahun?bisa bapak jelaskan
kepada saya?”tanya reza yang tidak percaya apa yang dikatakan pria tersebut.
“iya.. keluarganya juga baru tau seminggu yang lalu dek. Katanya
dia tidak sama sekali memberitakukan siapa pun. Sampai dokter mengatakan keadaannya sudah
stadium empat. Tidak bisa tertolongkan dan hanya menunggu ajal menjemputnya. Permisi
dek saya masih ada kerjaan”jawab pria itu.
“terima kasih pak”ucap reza dengan nada yang tidak bisa
menerima kenyataan bahwa selama ini vanessa berjuang sendiri melawan kanker
yang deritanya. Dia enggan menceritakan kepada siapapun. Karna dia takut akan
melukai perasaan yang lainnya. Mungkin ini maksud dari perkataannya. Kebohongannya
sangat luar biasa. Undangan yang dia berikan ternyata tipuan yang ia ciptakan
untuk pergi meninggalkanku. Vanessa sudah merecanakan semua ini. Maafkan aku
vanessa aku mencintaimu. Aku menyayangimu. Aku ingin kamu bahagia tapi
sebaliknya keegoisanku yang membuatmu menyimpan penderitaanmu. Aku sangat
menyesal . aku tidak bisa memaafkan diriku vanessa. Semoga kamu tenang disana. Aku
berjanji tidak akan menghianati ucapan yang pernah terucap oleh mulutku. Aku akan
mepati janjiku meskipun kamu berada jauh disana. Takkan ku berikan cintaku
kepada siapapun selain dirimu. Kekasihku..
Keren ceritanya.....
ReplyDelete