Friday 4 March 2016

IRIS



Tidak ada kata yang harus diucapkan lagi mulut ku terasa terbungkam. Tak berdaya menerima kenyataan jika pertemuan begitu cepatnya  berakhir. Keegoisan yang menghancurkan cinta yang pernah dirajut sepasang kekasih. Rasa jenuh merasuki hati di salah satu pemilik hati. Menjadikan suatu perpecahkan.
Hari ini aku sebisa mungkin tersenyum didepan mereka yang memandangku yang terlihat tampak diwajahku yang  tidak bergairah.
“Putus?”Tanya reandra padaku.
“Ii..yaa..”jawabku dengan nada kusut sehabis orang yang jatuh dari ketinggian menahankan dan merasakan sakitnya jatuh dari ketinggian, tapi ini jauh lebih sakit ketika harus jatuh dari ketinggian.
“kamu yakin putus? Tiga tahun udah loh,padahal  kalian tampak cocok. Kenapa bisa?reandra bertanya seperti ingin mengintrogasi penjahat. Apa aku seperti penjahat?aku bukan penjahat !gerutuku dalam hati.
Aku hanya tersenyum untuk mewakilkan jawabanku lalu pergi meninggalkan reandra tanpa berbalik sedikitpun ketika ia memanggilku.
                                                                                ***
Patah hati itu menyakitkan. Sel otakku sudah terkontaminasi oleh  cinta. Ketika terkena virus patah hati secara sadis menghancurkan cinta mendadak semuanya padam. Yang tadinya terprogram dengan baik,sekarang berantakan. 
Hatiku hampa tanpa cinta. Aku sudah mematikan perasaanku untuk yang lain Dan memilih cintanya. Tapi mengapa dia memilih pergi?dimana cintanya yang dulu?masihkah kau mencintaiku?.aku  ingin dia kembali padaku.
“Jam  11.00 wib kafe dedago aku menunggumu disana “ kukirimkan pesan singkat dari ponselku.
Tidak ada balasan darinya. Akhirnya aku memutuskan tetap menunggunya disana.
Tepat jam 11.00wib aku tiba di kafe dedago dan langsung memesan minuman sembari menuggunya.
Dua jam menantikan seseorang yang tak kunjung datang. Ini udah minuman yang kedua gelas. Haruskah ku pesan satu gelas untuk menunggunya? Apa mungkin dia udah enggan bertemu denganku?apa mungkin dia sudah melupakan semua kenangan??ketika hendak aku memesankan minuman yang ketiga kalinya ada suara seorang pria dibelakangku.
“maaf telah membuatmu menunggu lama. “kata seorang pria yan ada di belakangku.
Aku melirik  kebelakang, ternyata oang yang kutunggu mau datang juga kemari.aku pikir penantianku akan percuma.
“tidak, duduklah aku juga baru sampai.”bohongku dalam hati.
“Kita langsung aja ke topik pembicaraan. Sebenarnya apa yang ingin kamu  bertemu disini?”katanya seakan ingin cepat mengakhiri pertemuan hari ini.
Mulutku ku terasa keluh tapi akhirnyakupaksakan untuk berbicara.
“reza aku mau turuti kemauanmu. Tapi tolong jangan siksa aku dengan perasaan seperti ini. Aku janji aku tidak akan egois za. Aku janji akan berubah bukan seperti Vanessa yang dulu.” Akhirnya kata kata ini bisa terucapkan dari mulutku.
“kamu yakin Vanessa? Aku tidak ingin diatur. Kamu yakin bisa berubah?”jawab reza.
“iya za” kataku dengan nada yang lirih.
“baiklah aku mengerti. Aku mau kamu bisa memahamiku.”
                                                                                                ****
Dua tahun berlalu. Kujalankan kehidupan ini dengan kebohongan pahit. Kebahagian yang kukatakan pada mereka jauh dengan hal yang terjadi. Hatiku sakit dan teramat sakit. Biarpun berada didekatnya kehampaan yang hanya kurasakan malah semakin mendalam. Tidak terlihat lagi keseriusan di wajahnya untukku.  Kuatur pertemuanku dengannya seperti dua tahun yang lalu.
Disini sama saja. Seperti hal yang lalu aku menunggunya. Hanya saja yang berbeda sapaan yang berbeda terdengar.
“maaaf, kamu menungguku lama sayang.” Ucapnya.
“tidak, duduklah. Ada yang ingin ku bicarakan kepadamu ini tidak akan lama.”kataku lalu mempersilakan dia duduk di depanku.
“apa yang mau kamu katakana Vanessa?” Tanya reza melihatku tidak asbar menunggu dengan apa yang ingin aku katakan.
“maaf, jika aku harus mengatakan ini. Aku akan pergi ke Jakarta untuk melanjutkanpendidikan S2 disana. Selama ini aku sudah mempersiapkan semuanya. Maaf aku sudah sembunyikan ini darimu.”sambil merogoh sesuatu yang ada didalam tasku dan mengeluarkannya dari dalam. Sebuah aplop yang indah bertulisan namaku dan nama seorang pria yang akan mndampingi ku di pelaminan. Aku langsung memberikan surat undangan itu kepadanya.
“Vanessa apa ini? Apa ini sebuah penghianatan yang kamu perbuat? Setelah kebohongan yang kamu ciptakan selama bertahun? Katakana Vanessa apa maksud semua ini?”tanyanya seolah tidak bisa menerima kenyataan apa yang telah kuperbuat.
“aku berpikir selama  ini kau tak serius dengan cintaku. Sejak pertemuan dua tahun yang lalu ditempat yang sama. Semua berubah. Perlahan perasaanku hampa meskipun aku bersamamu.
Aku bungkam. Bungkamku meyayat hatiku. Aku bisu. Kebisuanku membuatku tak berdaya. Aku tak lagi merasakan cintamu.perasaanku mengatakan  Kamu menyia-yiakanku dua tahun ini. Membiarkanku dengan perasaan seperti ini. Kamu katakan aku harus kuat. Sekuat apa wanita mempertahankan kecemburuannya?ada batas untuk semua itu.aku membatasinya. Aku bukan wanita yang tangguh dengan terpaan gelombang air laut. Maafkan aku jika ku kalah dengan hatiku. Aku goyah dengan cintaku. Andai saja jika memang benar arti cinta ada dihatimu untukku seharusnya kamu tidak membiarkan itu semua berlanjut dari dahulu.  Aku minta maaf aku seperti ini. Selamat tinggal.”aku pergi meninggalkan reza setelah aku mengatakan kebohongan yang kuperbuat tanpa menoleh kebelang untuk melihatnya terakhir kalianya.
Maaf semua ini harus berakhir. Maafkan aku. Aku ingin kamu melupakanku agar tidak sulit jika nanti waktunya datang.

                                                                                                ***

Perkataan itu menyakitkan buat reza. Tapi tidak membuat reza menjadi lemah. Dia harus terlihat fair menerima kenyaatan. kehidupan cinta sudah ada yang mengaturnya. Dia pasrah. Meskipun harus melihat kekasihnya menikah dengan yang lain. Hari ini reza akan menghadiri undagan pernikahan Vanessa.  Reza berpikir semoga kekasihnya akan bahagia dengan pria pilihannya. Tapi setiba disana semua berbanding terbalik. Tidak ada sedikitpun tanda-tanda pernikahan.  Papan bunga tidak ada disepanjang jalan. Bahkan tak ada janur kuning sebagai tanda adanya pernikahan. Dilihatnya lagi undagan itu. Alamat lokasi pestanya benar. Lalu apa yang salah. Tapi kenapa ada tenda dan bendera merah yang terlihat olehnya. Apa yang terjadi. Apa maksud semua ini? Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan reza. Hanya satu cara yang bisa menjawab semua pertanyaan tersebut. Mencari tahu kebenarannya.dilihatnya ada seorang pria setengah tua duduk diteras rumahnya Vanessa.lalu ku beranikan bertanya kepadanya.dan betapa terkejutnya aku mendengar jawaban dari pria tersebut.
“permisi mas, saya boleh bertanya.. apa benar apa pesta pernikahan disini mas?tapi kenapa sepi yam as?”Tanya reza sambil menunjukkan undangan kepada pria tersebut.
“maaf mas disini tidak ada pernikahan, disini semua pada berduka. Setelah kemarin anak bungsu dari ibu surmiah meninggal karna kanker yang di derita selama 3 tahun. “jawab pria tua itu menjelaskan apa yang terjadi disini.
“apa kanker mas?maksud mas 3 tahun?bisa bapak jelaskan kepada saya?”tanya reza yang tidak percaya apa yang dikatakan pria tersebut.
“iya.. keluarganya juga baru tau seminggu yang lalu dek. Katanya dia tidak sama sekali memberitakukan siapa pun.  Sampai dokter mengatakan keadaannya sudah stadium empat. Tidak bisa tertolongkan dan hanya menunggu ajal menjemputnya. Permisi dek saya masih ada kerjaan”jawab pria itu.
“terima kasih pak”ucap reza dengan nada yang tidak bisa menerima kenyataan bahwa selama ini vanessa berjuang sendiri melawan kanker yang deritanya. Dia enggan menceritakan kepada siapapun. Karna dia takut akan melukai perasaan yang lainnya. Mungkin ini maksud dari perkataannya. Kebohongannya sangat luar biasa. Undangan yang dia berikan ternyata tipuan yang ia ciptakan untuk pergi meninggalkanku. Vanessa sudah merecanakan semua ini. Maafkan aku vanessa aku mencintaimu. Aku menyayangimu. Aku ingin kamu bahagia tapi sebaliknya keegoisanku yang membuatmu menyimpan penderitaanmu. Aku sangat menyesal . aku tidak bisa memaafkan diriku vanessa. Semoga kamu tenang disana. Aku berjanji tidak akan menghianati ucapan yang pernah terucap oleh mulutku. Aku akan mepati janjiku meskipun kamu berada jauh disana. Takkan ku berikan cintaku kepada siapapun selain dirimu. Kekasihku..

1 comment:

Text Select Onion Kun