Tuesday 28 April 2015

perpustakaan rumah keduaku



          Perpustakaan Rumah kedua ku

     Aku tak perduli apapun kata orang, aku tak perduli sinisnya pandangan orang,  aku tak perduli remehnya orang melihat keterbatasanku,....aku tak perduli,aku pasti bisa, aku yakin itu. Aku akan terus ketempat itu karena disanalah rumah kedua-ku.
     Fajar menyingsing menyapaku....sinarnya terangi tubuhku. Bahkan saat tirai dibuka oleh mama, aku tidak segera bangkit dari tidurku. ade bangun nak,....sudah pagi , kamu tidak pergi sekolah nak. Mama mencoba membangunkanku. akh...hmoahhh masih ngantuk ma....sebentar lagi,...begitu malasnya aku bangkit dari tempat tidurku itu. Bahkan tak segan mama mencubitku agar aku segera bangkit......karena tak tahan dengan rasa sakit itu aku pun bangkit. jadi anak jangan malas de,.....bangunlah nak lekas mandi ...nanti terlambat kesekolah. Begitulah setiap hari mama selalu membangunkanku.
Setiap hari selalu begini, bagun telat mata lelah, tidak semangat aku pergi kesekolah. Dan PR selalu nyontek dikelas. Maklumlah aku tadi malam sibuk bermain Plays Station hingga aku lupa mengerjakannya. Les privat pun sudah sering mama berikan padaku. Namun memang aku seorang gadis badung yang susah dibilangi. Bahkan sering kali aku melawan kata kata orang tuaku. Ade Darmawani begitulah nama lengkapku. Disekolah aku dipanggil dengan sebutan ade. Seorang gadis tomboy berambut panjang dan bermata besar itulah diriku. Dan syukur aku terlahir dalam keluarga yang lumayan. Disekolah terkadang teman temanku memangilku abang ade karena sifatku yang seperti cowok. Disekolah aku sering cabut, tidak mengikuti pelajaran sekolah sampai selesai. Akh semua pelajaran membosankan bagiku. Dengan teman-temanku yang lain aku pun pergi melarikan diri dari sekolah. Sudah sering pihak sekolah memanggil orang tuaku, karena kenakalanku. Dan kalau aku tidak memperbaiki kelakuanku aku akan tinggal kelas.
Mama seringkali menangis karena kelakuanku, bahkan papa sudah tidak bisa berbuat apa apa lagi, memarahin terus percuma toh aku tidak bisa berubah. Dan masih teringat jelas diingatanku, duka di malam itu
Kamu maunya apa de? kamu itu anak gadis bukan laki laki, perbaiki lah tingkahmu itu nak, jangan buat malu keluarga lihat kakak kakakmu itu semuanya berhasil, tapi kamu anak aneh bergabung dengan anak laki laki mengikuti balapan, heran anak gadis biasanya  duduk manis dirumah, membantu orang tua beresin rumah, memasak, atau mengikuti les sekolah, eh malah berkeliaran mengikuti balapan motor seperti anak laki laki!. Begitulah setiap hari ceramah yang selalu kudengar dari mereka,..bla..bla...bla..bla., belum lagi nasehat kakak, nasehat abang aduh pusing kepalaku mendengar semuanya. Apa karena aku anak paling kecil jadi mereka bisa atur aku, hey! ini duniaku ... aku mau melakukan apa yang kusuka, aku selalu dibanding bandingkan dengan kakak dan abangku. Yah memang benar kakak sekarang udah sukses dengan S2 nya dan sekarang sudah punya butik yang terkenal, sedangkan abang sudah menjadi asisten manajer di perkebunan swasta yang cukup terkenal sekarang. Yayayaya orang tuaku ingin aku mengikuti jejak mereka setidaknya berhasil seperti mereka. Harus ini, harus itu tidak boleh lakukan itu, ahhhh!  banyak aturan yang membuatku jenuh.
Mama dan papa bertengkar karena ulahku. Mama selalu membelaku padahal sudah nyata nyata aku menyakitinya. Tidak bisa menjadi seperti yang mereka minta, Dan papa punya kemauan keras aku harus berhasil seperti kakak dan abangku. SUDAHLAH HENTIKAN SAJA!! Aku membentak mereka. aku muak kalian atur terus hidupku. Aku berlari keluar rumah sambil membanting pintu. Dasar anak durhaka ade kemana kamu papa belum selesai ngomong,...ade !!!! aku tidak perduli aku berlalu pergi, sial hari ini dimarahin terus, bete !. Aku mengambil kereta dan Ngengggg.....................bruumm bruuuumm kereta laju dengan cepat. Dan tanpa kuketahui mama terpukul karena tingkahku itu. Sedang papa karena emosinya yang tinggi menyebabkan penyakit darah tingginya kumat, papa pingsan dan dibawa kerumah sakit malam itu.
Tak tuk tak tuk kugerakkan tongkatku, kuseret kakiku menyusuri rumah sakit itu. Dan kulihat mama terus menangis. Kulihat mama terus membacakan Alquran untuk Papa, Papa masuk rumah sakit, terkena struk akibat ulahku. Badannya mati setengah tidak bisa digerakkan. Matanya saja yang bisa dikedipkan. Sedang aku mengalami kecelakaan  hingga kakiku patah. Seperti bola waktu berputar dengan cepat aku dihukum Allah karena melawan orang tua, dan aku menyesal. Masih untung aku masih hidup karena keretaku hancur lebur menabrak tiang listrik.
       Untuk apa kamu kemari!!!  Bentak abangku kepadaku......lihat apa yang kau perbuat dengan papa ,...dasar kamu tidak tahu diri!! makian abangku kepadaku. Sedang kakak langsung mendorongku keluar dari kamar...pergi kau pergi !!!! jangan ganggu papa dan mama lagi! Sudah cukup ade sakitin mereka,...pergi sana cari duniamu sendiri. Brak pintu ditutup paksa. Kak!....bang! ade minta maaf sama kalian, mama, papa ade maafkan ade...maafkan ade pa! Maafkan ade ma!! Namun sepertinya amarah mereka sudah tidak terbendung lagi. Mungkin tingkahku sudah sangat menyakiti mereka. Aku hanya terdiam membisu, Memaki diriku sendiri, aku tidak bisa menyalahkan mereka karena ini semua salahku. Salahku .... ya Allah ampuni aku,...apa yang harus kulakukan sekarang.
Terseok seok kakiku melangkah menyusuri jalan ini. Kemana aku harus pergi sekarang, aku tidak punya rumah lagi. Dan ini salahku sendiri. Lelah kunapaki jalan jalan itu dan aku berhenti disebuah gedung mewah. Perutku lapar sekali namun aku hanya bisa menelan ludah, terus memandang kearah rumah makan itu. Tiba tiba seseorangf wanita menghampiriku Dek kamu lapar? sapa kakak itu . eh iya kak jwawabku spontan.
Kalau kamu lapar, ayo kita makan disana.
Akupun mengiyakan saja karena memang aku sangat lapar saat itu. Dan aku menceritakan semua kisahku dengan kakak itu, dengan terbata bata aku menangis menceritakanya.
Kakak itupun tersenyum, ya sudahlah dek itu jadi pelajaran buatmu, dan sekarang pikirkan apa yang kamu lakukan sekarang untuk menebus kesalahanmu.
Aku ingin menjadi orang kak...aku ingin menjadi orang yang berguna buat orang lain, aku ingin buktikan pada mereka aku bisa aku mampu menjadi orang yang berguna tidak seperti ini lagi.
Walau kutau kekuranganku ini tapi ini tidak akan menghalangi ku kak....ucapku penuh semangat.
Yah semua itu butuh proses yang penting sekarang keyakinanmu insya Allah usaha dan tekad yang bulat kamu bisa menjadi apa yang kamu inginkan. Jawab kakak itu menasehatiku.
Kakak akan menujukkan kepadamu sebuah tempat untuk meraih mimpimu. Sebuah tempat rumah kedua bagi dirimu yang mempunyai cita cita, kamu tau tempat apakah itu?.
Aku menggeleng tidak tahu
Perpustakaan itulah yang kakak maksud.
Perpustakaan??? Pikirku heran.
Ayo kakak tunjukkan ajak kakak itu kepadaku.
  Aku selusuri tempatnya satu demi satu. Berjajar bermacam macam buku dan koleksi berdasarkan nomor. Masih tengiang disekolahku perpustakaan adalah tempat yang tidak pernah aku kunjungin, aku alergi kesana karena bagiku membosankan.
Kakak bekerja disini de.. kalo memang kamu belum ada pekerjaan kamu bisa membantu kaka menyusun buku buku ini, dan membantu kakak mengolah buku buku tersebut untuk dapat dipergunakan kepada yang lain.
  Sambil membantu kakak, kamu bisa belajar disini. Mendapatkan berbagai macam ilmu, kamu serap apa yang kamu baca dan kamu lakukan untuk kemajuan mu. Seperti contoh keterampilan, kamu lihat disini, kakak itu mengambil sebuah buku, disini dapat kita lihat berbagai macam ketrampilan yang bisa kamu buat, yang bisa kamu jadikan sesuatu yang berguna.
Nah ini ada buku favorit kakak, ada sesuatu yang belum tentu kita dapatkan di sekolah, selain ilmu ilmu dasar. Ini coba baca bukunya Rhenald Kasal Wirausaha muda mandiri kisah inspiratif anak muda mengalahkan rasa takut dan bersahabat dengan ketidakpastian menjadi wirausaha tangguh coba baca dan pahami insya Allah kamu akan termotivasi untuk itu lalu akupun mengambil buku itu.
Hari pertama, kedua, ketiga dan seterusnya aku mengunjungi tempat itu. Bahkan hari hari liburpun aku pergunakan untuk membaca apa saja yang berguna. Walau kaki ini sudah lelah aku tak perduli, kukayuhkan tongkat terus untuk bisa sampai keperpustakaan, seperti biasa kakak sudah menyambutku dengan buku bukunya yang terbaru. Perpustakaan merupakan dunia ilmu bagiku. Walaupun aku tidak melajutkan sekolah tapi aku masih bisa mengejar ketinggalanku disini. Karena koleksi perpustakaan mencakup semua disiplin ilmu. Aku menjadi hafal pembagian ilmunya  000 karya karya umum, 100 ilmu filsafat, 200 agama, 300 ilmu sosial, 400 bahasa dan kesusastaraan, 500 ilmu hayati, 600 teknologi, 700 kesenian, 800 dan 900 geografi, dan sejarah. Karena seringnya aku mengolah buku aku jadi banyak tahu mengenai ilmu perpustakaan yang ternyata tidak mudah.
Untuk mengolah suatu buku dan membaginya kedalam kelas masing masing kita harus mengetahui dulu subjek yang tepat buku tersebut, setelah itu kita masukkan data data deskriptipnya kedalam katalog. Katalog merupakan perwakilan dari buku yang mencakup judul, pengarang, penerbit, tempat terbit dan kota terbit, edisi dan cetakan , dan deskripsi fisik buku. Setelah kita mengetahui subjek buku tersebut kita buat nomor kelas buku tersebut, hmmmm pekerjaaan yang tidak mudah dan ada buku panduan untuk bisa memasukkan nomor kelas tersebut yang disebut DDC (dewey decimal classification) dan dapat juga mempergunakan Tajuk subjek, tergantung yang mana mudah untuk dipergunakan. Wah wah ternyata perpustakaan itu menyimpan sebuah misteri ilmu ya ?? pikirku dalam hati.
Aku membantu kakak di perpustakaan yang mana setiap bulannya aku diberi gaji. Aku tabung uang tersebut untuk menyambung sekolahku. Dan sekarang aku sudah duduk di kelas 3 SMA , kini aku sudah tahu kemana jalan yang akan kupilih. Yup aku ingin menjadi librarianship . itulah pilihanku. Setelah tamat SMU dan mencoba masuk ke Universitas jurusan librarian, walaupun dengan kaki pincang sekalipun aku tidak patah semangat . Dan aku akhirnya lulus. Berbekal ilmu yang ada di persputakaann itu aku mencari uang sambil kuliah. Aku membuat berbagai macam tulisan yang akhirnya dimuat di koran dan majalah. Alhamdulillah satu demi satu prestasi kuraih. Kini aku memiliki perpustakaan kecil di kamarku, buku buku kususun rapi berdasarkan kelas dan sekarang koleksi sudah mencapai 100 judul. Aku tidak bosan bosannya membaca. Dengan kepintaran yang kumilki aku tamat kuliah hanya 3 tahun. IPK kumlot berhasil kudapatkan. Alhamdulillah akhirnya selesai juga.
Hingga akhirnya menjelang wisuda. Aku ingin sekali bertemu dengan keluargaku dan meminta maaf pada mereka. Aku ingin tunjukkan pada mereka aku bisa menjadi orang yang berguna. Walau terselip sedikit luka dihati toh aku belajar untuk memaafkan atas semua yang terjadi karena itu semua bagian dari kehidupan, manusia belajar untuk bertahan, manusia belajar dari pengalaman pengalaman bahkan pengalan buruk sekalipun menjadikan pelajaran bagiku. Aku tidak memakai tongkat lagi sekarang, aku membiasakan diri untuk tidak bergantung dengan tongkat itu. Sambil terseret kaki ini, menyusuri alamat yang kucoba untuk diingat. Aku ingin minta maaf dengan mereka toh aku belajar banyak dari mereka. Seandainya aku mendengarkan apa yang mereka pikirkan mungkin aku tidak akan kehilangan kaki dan kehilangan mereka, tapi sudahlah setidaknya aku belajar untuk bisa hidup dengan adanya itu semua. Pikiran pikiran aneh berkelebat dipikiranku, apa benar mereka mau memaafkanku. Apa benar mereka masih menerimaku. Bagaimana kabar mama dan papa yang sudah 7 tahun tidak bertemu.
Saat kuketuk pintu, dan mengucapkan salam serr... jantungku berdesir, suara orang tua yang sering kudengar dulu. Mama .. tebakanku dalam hati, setelah pintu dibuka langsung saja aku memeluknya, dan mamaku terkejut panik. Syukurlah mereka menerimaku kemabli. Bahkan mereka meminta maaf atas semua yang terjadi ini salah mereka yang memaksakanku untuk menjadi apa yang mereka pikirkan. Maaf nak maafkan mama ya ... ucap mamaku pelan sambil menangis.
Maafkan kami de...maafkan  kakak dan abangmu ini yang bersalah kepadamu. Tangisan pun mewarnai ruangan saat itu.
Bukan kalian yang salah...bukan kalian, tapi ade yang egois!!, ade yang bandal selalu melawan...maafkan ade ya ma, maafkan ade ya kakak, maafkan ade ya bang Ucapku kepada mereka sambil menangis tersedu. Suasana tangisan pun pecah pada hari itu .
Dan ada kejanggalan yang kurasakan disana, tidak ada Papa, aku bertanya pada Mama,
dimana papa? mama terdiam mebisu  lalu mengajakku ke suatu tempat.
Yaallah mama membawaku ke kuburan. Air mata ku tak berhenti mengalir .mengucapkan nama Papa.
Papa setahun lalu sudah meninggal nak,....sebelum meninggal dia meminta maaf padamu de.....dia bersalah padamu
. Papa terus terusan mengingatmu ...memanggil namamu tapi ade tidak kunjung pulang
Kami mencarimu nak kemana mana tapi tidak ada berita sedikitpun kami dapatkan.
Maafkan mama de ...mama dan papa bukan orang tua yang baik bagimu.
Setelah hari itu aku kembali kekuburan papa dengan mama, kaka dan abangku. Aku memakai baju wisuda, di kuburan papa aku ingin menunjukkan padanya, pa aku berhasil menjadi anak papa sekarang, maafkan ade ya pa!!
Setahun setelah itu, aku sekarang menjadi seorang librarian di perpustakaan negeri sekarang, berseragan coklat, lambang kopri dan lengkap dengan bed namanya ADE DARMAWANI S.Sos. kini aku menjadi abdi negara. Walau dengan satu kakipun aku bisa mewujudkan mimpiku. Apa yang kamu inginkan, apa yang kamu cita citakan , tanyakan pada hatimu, berusaha dan yakinlah kamu pasti bisa.
Terima kasih Ya Allah. Terima kas

No comments:

Post a Comment

Text Select Onion Kun