Perpustakaan Rumah kedua ku
Aku tak perduli apapun kata orang, aku
tak perduli sinisnya pandangan orang, aku tak perduli remehnya orang melihat
keterbatasanku,....aku tak perduli,aku pasti bisa, aku yakin itu. Aku akan
terus ketempat itu karena disanalah rumah kedua-ku.
Fajar
menyingsing menyapaku....sinarnya terangi tubuhku. Bahkan saat tirai dibuka
oleh mama, aku tidak segera bangkit dari tidurku. “ ade bangun
nak,....sudah pagi , kamu tidak pergi sekolah nak”. Mama
mencoba membangunkanku. “ akh...hmoahhh masih ngantuk
ma....sebentar lagi,...begitu malasnya aku bangkit dari tempat tidurku itu.
Bahkan tak segan mama mencubitku agar aku segera bangkit......karena tak tahan
dengan rasa sakit itu aku pun bangkit. “ jadi anak jangan
malas de,.....bangunlah nak lekas mandi ...nanti terlambat kesekolah”. Begitulah setiap hari mama selalu membangunkanku.
Setiap hari selalu begini, bagun telat
mata lelah, tidak semangat aku pergi kesekolah. Dan PR selalu nyontek dikelas.
Maklumlah aku tadi malam sibuk bermain Plays Station hingga aku lupa
mengerjakannya. Les privat pun sudah sering mama berikan padaku. Namun memang
aku seorang gadis badung yang susah dibilangi. Bahkan sering kali aku melawan
kata kata orang tuaku. Ade Darmawani begitulah nama lengkapku. Disekolah aku
dipanggil dengan sebutan “ ade”. Seorang gadis tomboy berambut panjang dan
bermata besar itulah diriku. Dan syukur aku terlahir dalam keluarga yang
lumayan. Disekolah terkadang teman temanku memangilku abang ade karena sifatku
yang seperti cowok. Disekolah aku sering cabut, tidak mengikuti pelajaran
sekolah sampai selesai. Akh semua pelajaran membosankan bagiku. Dengan
teman-temanku yang lain aku pun pergi melarikan diri dari sekolah. Sudah sering
pihak sekolah memanggil orang tuaku, karena kenakalanku. Dan kalau aku tidak
memperbaiki kelakuanku aku akan tinggal kelas.
Mama
seringkali menangis karena kelakuanku, bahkan papa sudah tidak bisa berbuat apa
apa lagi, memarahin terus percuma toh aku tidak bisa berubah. Dan masih
teringat jelas diingatanku, duka di malam itu
“Kamu
maunya apa de? “ kamu itu anak gadis bukan laki laki,
perbaiki lah tingkahmu itu nak, jangan buat malu keluarga”
lihat kakak kakakmu itu semuanya berhasil, tapi kamu anak aneh bergabung dengan
anak laki laki mengikuti balapan, heran anak gadis biasanya duduk manis dirumah, membantu orang tua
beresin rumah, memasak, atau mengikuti les sekolah, eh malah berkeliaran
mengikuti balapan motor seperti anak laki laki!”. Begitulah
setiap hari ceramah yang selalu kudengar dari mereka,..bla..bla...bla..bla.,
belum lagi nasehat kakak, nasehat abang aduh pusing kepalaku mendengar
semuanya. Apa karena aku anak paling kecil jadi mereka bisa atur aku, hey! ini
duniaku ... aku mau melakukan apa yang kusuka, aku selalu dibanding bandingkan
dengan kakak dan abangku. Yah memang benar kakak sekarang udah sukses dengan S2
nya dan sekarang sudah punya butik yang terkenal, sedangkan abang sudah menjadi
asisten manajer di perkebunan swasta yang cukup terkenal sekarang. Yayayaya
orang tuaku ingin aku mengikuti jejak mereka setidaknya berhasil seperti
mereka. Harus ini, harus itu tidak boleh lakukan itu, ahhhh! banyak aturan yang membuatku jenuh.
Mama
dan papa bertengkar karena ulahku. Mama selalu membelaku padahal sudah nyata
nyata aku menyakitinya. Tidak bisa menjadi seperti yang mereka minta, Dan papa
punya kemauan keras aku harus berhasil seperti kakak dan abangku. “SUDAHLAH HENTIKAN SAJA”!! Aku membentak mereka. “aku muak kalian atur
terus hidupku. Aku berlari keluar rumah sambil membanting pintu. “ Dasar anak durhaka” ade kemana kamu” papa belum selesai ngomong,...ade !!!! aku tidak perduli aku berlalu
pergi, sial hari ini dimarahin terus, bete !. Aku mengambil kereta dan Ngengggg.....................bruumm
bruuuumm kereta laju dengan cepat. Dan tanpa kuketahui mama terpukul karena
tingkahku itu. Sedang papa karena emosinya yang tinggi menyebabkan penyakit
darah tingginya kumat, papa pingsan dan dibawa kerumah sakit malam itu.
Tak
tuk tak tuk kugerakkan tongkatku, kuseret kakiku menyusuri rumah sakit itu. Dan
kulihat mama terus menangis. Kulihat mama terus membacakan Alquran untuk Papa,
Papa masuk rumah sakit, terkena struk akibat ulahku. Badannya mati setengah
tidak bisa digerakkan. Matanya saja yang bisa dikedipkan. Sedang aku mengalami
kecelakaan hingga kakiku patah. Seperti
bola waktu berputar dengan cepat aku dihukum Allah karena melawan orang tua,
dan aku menyesal. Masih untung aku masih hidup karena keretaku hancur lebur
menabrak tiang listrik.
“Untuk apa kamu
kemari!!! Bentak abangku
kepadaku......lihat apa yang kau perbuat dengan papa ,...dasar kamu tidak tahu
diri!! makian abangku kepadaku. Sedang kakak langsung mendorongku keluar dari
kamar...pergi kau pergi !!!! jangan ganggu papa dan mama lagi! Sudah cukup ade
sakitin mereka,...pergi sana cari duniamu sendiri. Brak pintu ditutup paksa. “Kak!....bang! ade minta maaf sama kalian, mama, papa ade maafkan
ade...maafkan ade pa! Maafkan ade ma!! “Namun sepertinya
amarah mereka sudah tidak terbendung lagi. Mungkin tingkahku sudah sangat
menyakiti mereka. Aku hanya terdiam membisu, Memaki diriku sendiri, aku tidak
bisa menyalahkan mereka karena ini semua salahku. Salahku .... ya Allah ampuni
aku,...apa yang harus kulakukan sekarang.
Terseok
seok kakiku melangkah menyusuri jalan ini. Kemana aku harus pergi sekarang, aku
tidak punya rumah lagi. Dan ini salahku sendiri. Lelah kunapaki jalan jalan itu
dan aku berhenti disebuah gedung mewah. Perutku lapar sekali namun aku hanya
bisa menelan ludah, terus memandang kearah rumah makan itu. Tiba tiba
seseorangf wanita menghampiriku “ Dek kamu lapar?” sapa kakak itu . “ eh iya kak “ jwawabku spontan.
“Kalau
kamu lapar, ayo kita makan disana.”
Akupun
mengiyakan saja karena memang aku sangat lapar saat itu. Dan aku menceritakan
semua kisahku dengan kakak itu, dengan terbata bata aku menangis
menceritakanya.
Kakak
itupun tersenyum, “ ya sudahlah dek itu jadi pelajaran buatmu, dan sekarang pikirkan apa
yang kamu lakukan sekarang untuk menebus kesalahanmu”.
“Aku
ingin menjadi orang kak...aku ingin menjadi orang yang berguna buat orang lain,
aku ingin buktikan pada mereka aku bisa aku mampu menjadi orang yang berguna
tidak seperti ini lagi”.
“ Walau
kutau kekuranganku ini tapi ini tidak akan menghalangi ku kak....ucapku penuh
semangat.
“Yah
semua itu butuh proses yang penting sekarang keyakinanmu insya Allah usaha dan
tekad yang bulat kamu bisa menjadi apa yang kamu inginkan”.
Jawab kakak itu menasehatiku.
“Kakak
akan menujukkan kepadamu sebuah tempat untuk meraih mimpimu. Sebuah tempat
rumah kedua bagi dirimu yang mempunyai cita cita, kamu tau tempat apakah itu?”.
Aku
menggeleng tidak tahu
“
Perpustakaan itulah yang kakak maksud”.
“
Perpustakaan??? Pikirku heran.
“Ayo
kakak tunjukkan” ajak kakak itu kepadaku.
Aku selusuri tempatnya satu demi satu.
Berjajar bermacam macam buku dan koleksi berdasarkan nomor. Masih tengiang
disekolahku perpustakaan adalah tempat yang tidak pernah aku kunjungin, aku
alergi kesana karena bagiku membosankan.
“ Kakak bekerja disini de..
kalo memang kamu belum ada pekerjaan kamu bisa membantu kaka menyusun buku buku
ini, dan membantu kakak mengolah buku buku tersebut untuk dapat dipergunakan
kepada yang lain”.
“ Sambil membantu kakak,
kamu bisa belajar disini. Mendapatkan berbagai macam ilmu, kamu serap apa yang
kamu baca dan kamu lakukan untuk kemajuan mu. Seperti contoh keterampilan, kamu
lihat disini, kakak itu mengambil sebuah buku, disini dapat kita lihat berbagai
macam ketrampilan yang bisa kamu buat, yang bisa kamu jadikan sesuatu yang
berguna.”
“ Nah ini ada buku
favorit kakak, ada sesuatu yang belum tentu kita dapatkan di sekolah, selain
ilmu ilmu dasar. Ini coba baca bukunya Rhenald Kasal “Wirausaha
muda mandiri” kisah inspiratif anak muda mengalahkan rasa
takut dan bersahabat dengan ketidakpastian menjadi wirausaha tangguh” coba baca dan pahami insya Allah kamu akan termotivasi untuk itu”
lalu akupun mengambil buku
itu.
Hari
pertama, kedua, ketiga dan seterusnya aku mengunjungi tempat itu. Bahkan hari
hari liburpun aku pergunakan untuk membaca apa saja yang berguna. Walau kaki
ini sudah lelah aku tak perduli, kukayuhkan tongkat terus untuk bisa sampai
keperpustakaan, seperti biasa kakak sudah menyambutku dengan buku bukunya yang
terbaru. Perpustakaan merupakan dunia ilmu bagiku. Walaupun aku tidak
melajutkan sekolah tapi aku masih bisa mengejar ketinggalanku disini. Karena
koleksi perpustakaan mencakup semua disiplin ilmu. Aku menjadi hafal pembagian
ilmunya 000 karya karya umum, 100 ilmu
filsafat, 200 agama, 300 ilmu sosial, 400 bahasa dan kesusastaraan, 500 ilmu
hayati, 600 teknologi, 700 kesenian, 800 dan 900 geografi, dan sejarah. Karena seringnya
aku mengolah buku aku jadi banyak tahu mengenai ilmu perpustakaan yang ternyata
tidak mudah.
Untuk
mengolah suatu buku dan membaginya kedalam kelas masing masing kita harus
mengetahui dulu subjek yang tepat buku tersebut, setelah itu kita masukkan data
data deskriptipnya kedalam katalog. Katalog merupakan perwakilan dari buku yang
mencakup judul, pengarang, penerbit, tempat terbit dan kota terbit, edisi dan
cetakan , dan deskripsi fisik buku. Setelah kita mengetahui subjek buku
tersebut kita buat nomor kelas buku tersebut, hmmmm pekerjaaan yang tidak mudah
dan ada buku panduan untuk bisa memasukkan nomor kelas tersebut yang disebut
DDC (dewey decimal classification) dan dapat juga mempergunakan Tajuk subjek,
tergantung yang mana mudah untuk dipergunakan. Wah wah ternyata perpustakaan
itu menyimpan sebuah misteri ilmu ya ?? pikirku dalam hati.
Aku
membantu kakak di perpustakaan yang mana setiap bulannya aku diberi gaji. Aku
tabung uang tersebut untuk menyambung sekolahku. Dan sekarang aku sudah duduk
di kelas 3 SMA , kini aku sudah tahu kemana jalan yang akan kupilih. Yup aku
ingin menjadi librarianship . itulah pilihanku. Setelah tamat SMU dan mencoba
masuk ke Universitas jurusan librarian, walaupun dengan kaki pincang sekalipun
aku tidak patah semangat . Dan aku akhirnya lulus. Berbekal ilmu yang ada di
persputakaann itu aku mencari uang sambil kuliah. Aku membuat berbagai macam
tulisan yang akhirnya dimuat di koran dan majalah. Alhamdulillah satu demi satu
prestasi kuraih. Kini aku memiliki perpustakaan kecil di kamarku, buku buku
kususun rapi berdasarkan kelas dan sekarang koleksi sudah mencapai 100 judul.
Aku tidak bosan bosannya membaca. Dengan kepintaran yang kumilki aku tamat
kuliah hanya 3 tahun. IPK kumlot berhasil kudapatkan. Alhamdulillah akhirnya
selesai juga.
Hingga
akhirnya menjelang wisuda. Aku ingin sekali bertemu dengan keluargaku dan meminta
maaf pada mereka. Aku ingin tunjukkan pada mereka aku bisa menjadi orang yang
berguna. Walau terselip sedikit luka dihati toh aku belajar untuk memaafkan
atas semua yang terjadi karena itu semua bagian dari kehidupan, manusia belajar
untuk bertahan, manusia belajar dari pengalaman pengalaman bahkan pengalan
buruk sekalipun menjadikan pelajaran bagiku. Aku tidak memakai tongkat lagi
sekarang, aku membiasakan diri untuk tidak bergantung dengan tongkat itu.
Sambil terseret kaki ini, menyusuri alamat yang kucoba untuk diingat. Aku ingin
minta maaf dengan mereka toh aku belajar banyak dari mereka. Seandainya aku
mendengarkan apa yang mereka pikirkan mungkin aku tidak akan kehilangan kaki
dan kehilangan mereka, tapi sudahlah setidaknya aku belajar untuk bisa hidup
dengan adanya itu semua. Pikiran pikiran aneh berkelebat dipikiranku, apa benar
mereka mau memaafkanku. Apa benar mereka masih menerimaku. Bagaimana kabar mama
dan papa yang sudah 7 tahun tidak bertemu.
Saat
kuketuk pintu, dan mengucapkan salam serr... jantungku berdesir, suara orang
tua yang sering kudengar dulu. Mama .. tebakanku dalam hati, setelah pintu
dibuka langsung saja aku memeluknya, dan mamaku terkejut panik. Syukurlah
mereka menerimaku kemabli. Bahkan mereka meminta maaf atas semua yang terjadi
ini salah mereka yang memaksakanku untuk menjadi apa yang mereka pikirkan. Maaf
nak maafkan mama ya ... ucap mamaku pelan sambil menangis.
“Maafkan
kami de...maafkan kakak dan abangmu ini
yang bersalah kepadamu. Tangisan pun mewarnai ruangan saat itu.
“
Bukan kalian yang salah...bukan kalian, tapi ade yang egois!!, ade yang bandal
selalu melawan...maafkan ade ya ma, maafkan ade ya kakak, maafkan ade ya bang “ Ucapku kepada mereka sambil menangis tersedu. Suasana tangisan pun
pecah pada hari itu .
Dan ada
kejanggalan yang kurasakan disana, tidak ada Papa, aku bertanya pada Mama,
“
dimana papa? “ mama terdiam mebisu lalu mengajakku ke suatu tempat.
Yaallah
mama membawaku ke kuburan. Air mata ku tak berhenti mengalir .mengucapkan nama
Papa.
“Papa
setahun lalu sudah meninggal nak,....sebelum meninggal dia meminta maaf padamu
de.....dia bersalah padamu”
. Papa
terus terusan mengingatmu ...memanggil namamu tapi ade tidak kunjung pulang”
“ Kami
mencarimu nak kemana mana tapi tidak ada berita sedikitpun kami dapatkan”.
“
Maafkan mama de ...mama dan papa bukan orang tua yang baik bagimu”.
Setelah hari itu aku kembali kekuburan
papa dengan mama, kaka dan abangku. Aku memakai baju wisuda, di kuburan papa
aku ingin menunjukkan padanya, pa aku berhasil menjadi anak papa sekarang,
maafkan ade ya pa!!
Setahun
setelah itu, aku sekarang menjadi seorang librarian di perpustakaan negeri
sekarang, berseragan coklat, lambang kopri dan lengkap dengan bed namanya ADE
DARMAWANI S.Sos. kini aku menjadi abdi negara. Walau dengan satu kakipun aku
bisa mewujudkan mimpiku. Apa yang kamu inginkan, apa yang kamu cita citakan ,
tanyakan pada hatimu, berusaha dan yakinlah kamu pasti bisa.
No comments:
Post a Comment